Langsung ke konten utama

Postingan

Baperan?

Pernah ngalamin nggak sih dicap orang yang kita kenal sebagai anak baper? "Woyy, baperan!", "Dasar manusia baper!", "Idih gitu doang baper!" dan semacamnya. Mungkin sebagian besar orang pernah ya. Aku pun juga gitu. Banyak orang terdekatku yang menganggap aku baperan. Misal, waktu berusaha deket sama lawan jenis. Namanya juga usaha, semua orang pasti akan nglewatin masa-masa PDKT (Pendekatan) sama orang yang menurut kita menarik kan? Agak mustahil kayaknya kalo hubungan percintaan nggak didahului sama tahapan ini.  Nah, waktu masa-masa PDKT pasti kita dan orang yang deket sama kita akan berusaha ngasih perhatian, dalam kadar yang sebenernya subjektif: maksudku kadang kita ngasih perhatian yang biasa aja tapi orang yang deket sama kita nganggep yang lebih dan sebaliknya. Nah di sini nih letak potensi kita akan dicap sebagai "Baperan". Nih ya, kita cerita sama sahabat misalnya, trus sahabat kita nyeletuk "Eh, udah lah jangan baper! Baru d
Postingan terbaru

Si mata dua pasang

Si mata dua pasang Tersenyum simpul namun tak garang Ditampakkannya gigi yang tak kunjung tanggal Meski yang baru telah menjegal Si mata dua pasang Yang jiwanya setajam parang Dibelahnya batuan pantai Lalu ia sebar di pinggiran sungai Si mata dua pasang Jiwanya goyah diterjang bandang Namun ia tidak pernah jatuh Karena takdir akan selalu patuh Si mata dua pasang Hai, si mata dua pasang Jika aku bisa berterus terang Aku rindu wangi tubuhmu menjelang petang.

Rangkuman Tentang Hidupku

Hidupku adalah serangkaian tanya Yang dirangkai dengan 5 W + 1 H Meski kadang aku gubah sendiri Tapi aku yakin mereka penuh arti Hidupku adalah seduhan kopi Yang dituang ke cangkir warna hati Meski kadang aku temui ampas Tapi tanpanya, juga tak akan pas Hidupku adalah lagu-lagu Oasis Yang punya melodi hampir persis Meski kadang membosankan Tapi banyak juga yang merindukan Hidupku adalah hujan bulan Januari Yang debitnya tak terhitung lagi Meski kadang orang berteduh darinya Tapi beberapa sengaja untuk menemuinya Hidupku adalah ide Yang aku yakini dengan idealisme Meski ucapan orang yang beragam Tapi aku tak akan menyelaminya dalam-dalam.

Yang Berpendar

Poros warasku berputar Seolah mencari sesuatu yang berpendar Ia kira matahari atau bintang Nyatanya hanya sebuah nyala arang Ia bersikeras berhenti Kecewa sebab ekspektasi Yang terlampau tak ditemui Meski ribuan kali mencari Dipanggilnya angin muson barat Berharap ia bisa beri isyarat Namun diberikannya hujan lebat Serta angin yang bertiup hebat Lalu, diundangnya Badai Katrina Sayang, ia sedang bertugas Menanyakan kabar benua Amerika Kira-kira sampai tanggal sebelas Kecewa dan ia bertanya pada mantel bumi "Apa hal yang paling terang?" Ia memberi jawaban pasti "Kau menyebutnya... Tenang"

Paritas

Pilihlah apa aku Genap atau ganjil Pilihlah hanya satu Sebab dua tidak akan adil Kita adalah bilangan Yang bisa terbagi atau dibagi Tertulis jelas di papan Besarnya ribuan kaki Bilangan itu presisi Jadi cobalah pahami Jangan gunakan intuisi Agar tak cepat mati.

Perjumpaan Kala Senja

Surya dilahap waktu Sinarnya tenggelam di dalamnya samudera biru Tempat dia selalu rindu Kembali saat sendu Dan sembunyi saat malu Diseduhnya secangkir kopi Yang dia tebus kala di Bali Dan dihidupkannya yang mati Yang ada di palung jiwa ini Se membara api, se ramai denyut nadi Disebutnya sumpah Demi pasar yang sudah tak meriah Ujarnya, dia telah menengadah Agar aku tak selalu resah Kala peluk tak lagi indah Dikerumunnya pandangan mata Yang lemah karena kata-kata Lalu dia kuatkan dengan rasa Yang menjelajah saat terpejamnya mata Menikmati bibirnya yang berdansa.

Sunyi

Sunyi adalah riuh yang terbungkam Ramai yang disimpan dalam bejana Nenekku Meletup kala mendidih Mengerak kala panas Dan.. Membeku kala dingin Sunyi adalah sujud Di atas permadani berwarna hijau Yang mana pernah tertidur Di atas padang pasir yang lapang Yang ada fatamorgana Sunyi adalah kawan Yang maya tapi nyata Dilihat dari sukma Yang setia kala sendiri Menunggu bangkit, menunggu perhitungan.