Judulnya emang sedikit lebay dan alay, tapi ini kenyataan. Ini hal pertama yang kurasakan ketika aku masuk bangku kuliah! Ya pantas dong, masih semester satu. Masih proses pendewasaan dari siswa ke mahasiwa.
Ternyata jadi mahasiswa itu ngga mudah lho! Kita dituntut harus bisa bahasa Inggris. Yaiyalah, orang saya kuliah di jurusan Sastra Inggris, mau ngga mau ya harus bisa bahasa Inggris secara aktif walaupun kadang speech grammar masih amburadul hehehe. Namanya juga belajar, perhaps semester naik ke naik kan makin jago, ya kan ya kan?
UAS. Kalo denger kata UAS, pasti dipikiran kalian adalah "Ah, cuma UAS, kan bisa kerjasama dengan teman!". Kalo anggepan kalian seperti itu, buang jauh-jauh mulai dari sekarang. Asli, atmosfer kuliah itu berbeda banget dengan bangku sekolah. Di bangku sekolah, kebanyakan dari kita memiliki semboyan "Solidaritas" hahaha pasti kalau pelakunya udah paham betul ya dengan satu kata sejuta makna itu?
Tapi ketika menginjak bangku kuliah, dengan lantang aku berkata "Jangan harap solidaritas itu ada!". Kuliah, mindset masing-masing pribadi udah berbeda-beda. Kuliah juga memiliki tujuan yang berbeda-beda tiap mahasiswa. Contohnya, kuliah ada yang ajang mencari pacar untuk kelak dijadikan jodoh, kuliah ada yang hanya untuk mengisi waktu luang, kuliah hanya untuk mencari titel, kuliah hanya untuk kebahagiaan orang tua. Tapi ngga begitu semua sih, ada juga yang punya tujuan memang ingin menekuni bidang studi tersebut, mau jadi Profesor kali ya? Hmmm, ya mungkin aja. Selain itu, ada juga yang memang sudah bekerja dan berkeluarga dan hanya untuk mencari titel. Yaaa, dinamika kampus yang harus kita hadapi.
Hari demi hari, bulan demi bulan, halah lebay. Intinya kuliah ini waktu terasa semakin singkat. Kenapa saya bilang begitu? Soalnya saya merasa kuliah akan jauh lebih lebih lebih banyak mendapat tugas (alias beban) dari dosen. Ujian mendadak, quiz, kuliah sampe sore, kuliah pengganti, dsb deh. Coba bandingin dulu ketika waktu sekolah, kalau guru tidak masuk, semua pasti sudah senang. Hayoo ngaku aja! Hahaha aku juga gitu. Tapi lambat laun (sebenernya gara-gara masuk kuliah) perasaan senang ketika pendidik tidak hadir itu sirna. Kenapa? Ya soalnya kalo di kuliah kalo dosen ngga masuk, berati alamat akan mendapat make up class untuk mata kuliah itu. Ya sebenernya mahasiswa juga diuntungkan, tapi terkadang juga banyak yang bolos hehehe.
Oh iya, malah bablas ngomongin dinamika kampus. Ok, UAS. Di bangku perkuliahan, UAS itu adalah persenan nilai terbesar dalam perhitungan IPK (Kalo kampus saya begitu). Di prodi Sastra Inggris, semester 1 saya mendapat total 19 SKS. Dalam 19 SKS itu terdapat 12 mata kuliah yang berbeda-beda. Tapi karena saya di prodi Sastra Inggris, yang pasti saya ngga akan ketemu hitung-hitungan. Tapi gantinya, saya bertemu dengan structure yang udah ditakdirkan menjadi 'matematika' bagi kaum sastrawan.
UAS semester pertamaku mulai dari tanggal 10 Desember hingga 21 Desember (lama amat ya perasaan). Kenapa bisa sampe 2 minggu? Ya karena tanggal 10-12 Desember masuk, lalu 13-16 Desember libur, entah libur apa aku juga ngga begitu tahu, yang jelas libur atau tidak libur, tetap dihadapkan literatur yang harus difahami, sekaligus tugas akhir speaking 1 yang harus membuat film pendek tentang materi yang sudah disampaikan dosen. Yaaa, sabar semua harus dijalani, demi IPK!
Singkat kata, UAS semester pertama ini saya harus bisa membanggakan orang tua saya. Minimal ngga ada yang ngulang, harus semua lolos! Amiiiin (untuk semester satu ini saya masih berdinamika dengan kampus, jadi kalau liat IPK yang belum diatas 3 saya masih wajar)
Ternyata jadi mahasiswa itu ngga mudah lho! Kita dituntut harus bisa bahasa Inggris. Yaiyalah, orang saya kuliah di jurusan Sastra Inggris, mau ngga mau ya harus bisa bahasa Inggris secara aktif walaupun kadang speech grammar masih amburadul hehehe. Namanya juga belajar, perhaps semester naik ke naik kan makin jago, ya kan ya kan?
UAS. Kalo denger kata UAS, pasti dipikiran kalian adalah "Ah, cuma UAS, kan bisa kerjasama dengan teman!". Kalo anggepan kalian seperti itu, buang jauh-jauh mulai dari sekarang. Asli, atmosfer kuliah itu berbeda banget dengan bangku sekolah. Di bangku sekolah, kebanyakan dari kita memiliki semboyan "Solidaritas" hahaha pasti kalau pelakunya udah paham betul ya dengan satu kata sejuta makna itu?
Tapi ketika menginjak bangku kuliah, dengan lantang aku berkata "Jangan harap solidaritas itu ada!". Kuliah, mindset masing-masing pribadi udah berbeda-beda. Kuliah juga memiliki tujuan yang berbeda-beda tiap mahasiswa. Contohnya, kuliah ada yang ajang mencari pacar untuk kelak dijadikan jodoh, kuliah ada yang hanya untuk mengisi waktu luang, kuliah hanya untuk mencari titel, kuliah hanya untuk kebahagiaan orang tua. Tapi ngga begitu semua sih, ada juga yang punya tujuan memang ingin menekuni bidang studi tersebut, mau jadi Profesor kali ya? Hmmm, ya mungkin aja. Selain itu, ada juga yang memang sudah bekerja dan berkeluarga dan hanya untuk mencari titel. Yaaa, dinamika kampus yang harus kita hadapi.
Hari demi hari, bulan demi bulan, halah lebay. Intinya kuliah ini waktu terasa semakin singkat. Kenapa saya bilang begitu? Soalnya saya merasa kuliah akan jauh lebih lebih lebih banyak mendapat tugas (alias beban) dari dosen. Ujian mendadak, quiz, kuliah sampe sore, kuliah pengganti, dsb deh. Coba bandingin dulu ketika waktu sekolah, kalau guru tidak masuk, semua pasti sudah senang. Hayoo ngaku aja! Hahaha aku juga gitu. Tapi lambat laun (sebenernya gara-gara masuk kuliah) perasaan senang ketika pendidik tidak hadir itu sirna. Kenapa? Ya soalnya kalo di kuliah kalo dosen ngga masuk, berati alamat akan mendapat make up class untuk mata kuliah itu. Ya sebenernya mahasiswa juga diuntungkan, tapi terkadang juga banyak yang bolos hehehe.
Oh iya, malah bablas ngomongin dinamika kampus. Ok, UAS. Di bangku perkuliahan, UAS itu adalah persenan nilai terbesar dalam perhitungan IPK (Kalo kampus saya begitu). Di prodi Sastra Inggris, semester 1 saya mendapat total 19 SKS. Dalam 19 SKS itu terdapat 12 mata kuliah yang berbeda-beda. Tapi karena saya di prodi Sastra Inggris, yang pasti saya ngga akan ketemu hitung-hitungan. Tapi gantinya, saya bertemu dengan structure yang udah ditakdirkan menjadi 'matematika' bagi kaum sastrawan.
UAS semester pertamaku mulai dari tanggal 10 Desember hingga 21 Desember (lama amat ya perasaan). Kenapa bisa sampe 2 minggu? Ya karena tanggal 10-12 Desember masuk, lalu 13-16 Desember libur, entah libur apa aku juga ngga begitu tahu, yang jelas libur atau tidak libur, tetap dihadapkan literatur yang harus difahami, sekaligus tugas akhir speaking 1 yang harus membuat film pendek tentang materi yang sudah disampaikan dosen. Yaaa, sabar semua harus dijalani, demi IPK!
Singkat kata, UAS semester pertama ini saya harus bisa membanggakan orang tua saya. Minimal ngga ada yang ngulang, harus semua lolos! Amiiiin (untuk semester satu ini saya masih berdinamika dengan kampus, jadi kalau liat IPK yang belum diatas 3 saya masih wajar)
Komentar
Posting Komentar